MARI BERSAMA GURATKAN KATA UNTUK MENGUBAH DUNIA

Absen dulu

Sabtu, 19 Juni 2010

Perempatan Bangjo Karangjati

Taukah kau, adik
Setelah sekian lama, seperti baru kemarin
ketika di perempatan bangjo karangjati senyummu membidik
Tepat dihadapku saat mentari pagi mengintip

Wajahmu yang putih semakin tampak rona oleh mentari yang merekah
Ketika kita berjalan agak berjauhan menuju taman ilmu
Aku tahu adik, ketika itu kau sedang gelisah
Meski kau coba menutupinya dimatamu yang sendu

Senyummu memaksaku berhenti berjalan
Tak kuat menahan detak jantung yang semakin kencang
Apa yang membuat senyummu semakin menawan
Apa karna sengaja kau ingin melihatku kembali riang

Seingatku kau hanya menyapa namaku
Atau sengaja kau sembunyikan kalimat dalam ucap sapa
Dan aku setiap kali hanya mampu membalas sapa
Namun saat itu kita serasa terus berbalas padu

Kulihat perempatan bangjo itu lagi
Kini sepi tak ada berhenti bus menghampiri
Kau di mana sekarang adik
Perasaan ingin bertemuku selalu menghardik

Dan di perjalanan sepi pagiku sendiri
Kulihat sekelebat teduh senyummu
Yang lagi-lagi memaksa menghentikan langkahku
Untuk memastikan benarkah itu senyum milikmu.


untuk Karangjati, 2004

Salahkah

Salahkah,
bila kunikmati keindahan wajahmu
dalam kecantikan cermin duniamu
merasakan keteduhan dari dahagaku
dalam kesejukan secuil senyum pemberianmu
menghadirkan getaran keintiman hati
dalam hangat kedekatan diri
menerima ikhlas kelembutanmu
dalam belai tulus lembut tanganmu
menyebut-nyebut namamu
dalam kesendirianku
membayangkan kau memperhatikanku
menghadirkan kehangatan tubuh
dalam peluk dekap hangat haribaanmu
baru setingkat ini yang mampu kulakukan

Allah-ku
jika ini nikmat
ucap syukur apa yang pantas kuungkap
jika ini laknat
mengapa Kau tuliskan
dalam takdir yang tersirat
salahkah caraku?

Minggu, 13 Juni 2010

Lupa

Aku lupa
Kau ingat
Aku lupakan
Kau ingatkan

Aku dilupa
Kau diingat
Aku melupa
Kau mengingat
Aku terlupa
Kau teringat

Aku dilupakan
Kau diingatkan
Aku melupakan
Kau mengingatkan

Aku terlupakan
Kau teringatkan

* entah sampai kapan tiba suatu masa
diri ini benar-benar begitu lupa, dilupa, hingga terlupakan
memaknai kodrat hidup manusia.
meski kau selalu ingat, ingatkan, dan mengingatkan
hingga teringat akan kisah suatu masa.


13 juni 2010

Selasa, 08 Juni 2010

Lamunan

Lamunan

Tak mengerti, tak mau mengerti, atau pura-pura tak mengerti
Tak tahu, tak mau tahu, atau pun pura-pura tak tahu menahu

Melayang terbang lamunanku
tinggi jauh hingga menembus pintu
di mana semua rahasia dari segala rahasia
dijaga ketat oleh para malaikat

berkeliling ku mengitari kokohnya benteng
mencoba mencari celah untuk sekedar mendekat
namun apalah arti usaha yang sia-sia tiada guna

dari kejauhan tempat persembunyianku
tak satupun rahasia itu mampu kutemu
hingga keputus-asaanku memuncak
jatuh kembali lamunan menimpa kesadaranku terhentak

dalam keheningan,
terbesit samar-samar suara bernada teguran
"apakah kau ingin mencoba menjadi musuhku -setan- yang dengan segala kelicikan tak henti-hentinya mencoba mencuri rahasiaku untuk menebar kesesatan kepada manusia,
semua itu bukan urusanmu, tak perlu kau campuri urusanku
hidup, mati, rezeki, masa depan, masa lalu, sorga, neraka
atau apa saja adalah kekuasaanku yang rahasia."

gigil tulang rahangku dalam dingin ketakutan
otot-otot pun tak mampu menggerakkan persendian
menatap kosong jauh mata tak terpejam
meratapi lamunan gila yang sengaja aku terbangkan.


Karanganyar, 7 april 2010

Bapak

Bapak

Berlalu tahun bertambah umur
Berjuta tapak kaki menuntun alur
Blora, Jakarta, Surakarta
Tak peduli mengambang garam pada asin samudra

Di setiap arah mata menatap
Terlihat jelas raut muka tergambar mantap
Memutar bola mengucur air deras meratap
Terbayang paras wajah keriput yang tak lagi mampu kudekap

Hampir tak jelas lagi kini renyah senyum dalam ingatan
Membahana, menghidupkan kebekuan suasana
Mendamaikan kepenatan yang mengganjal dalam dada
Pengganti selimut, hangat dekap peluk tubuh perkasa
Penyegar haus pereda ego lelaki kecil yang ingin tuk dimanja

Andai saja sempat ku memotret saat kau tertawa
Pasti kini sudah ku-posting di facebook, twiter, blogger atau apa saja
Andai dulu dongengmu sempat kurekam
Pasti pula kan ku-upload di Youtube, ziddu, 4shared atau mungkin kusimpan sendiri sebagai harta pribadiku saja
Kan kuperlihatkan senyum dan tawa renyahmu pada cucu-cucumu kelak
Kan kuputar rekaman dongengmu untuk pengantar tidur anak-anakku nanti.

Bapak,
Hanya lewat mimpi saja kudapat bersama tertawa lepas meniru bayang tawamu
Di manapun,
Tak hanya Blora, Jakarta, Surakarta
Akan kupaksahadirkan hangatmu dalam mimpiku
Dan ku hanya mampu menyelipkan namamu dalam wirid dan doaku.

Karanganyar, 16 mei 2010

Minggu, 06 Juni 2010

Heran

Heran

Sungguh heran diriku pada diriku sendiri
Betapa bodohnya menantang ketidakpastian
Tanpa membekali senjata dalam diri
Hanya bermodal memuaskan keinginan

Keinginan yang selalu mengaburkan keinginan,
Melenyapkan tujuan
Melupakan diri yang tak memiliki kemampuan
Terombang ambing dalam luas samudera hayalan

Oh Tuhan,
Persenjatai diriku dengan keikhlasan dan kesabaran
Bekali perjalananku dengan keyakinan akan tujuan
Hanya ridhomu yang selalu kuharapkan.


Karanganyar, 1 maret 2010

Kala

kala

Keinginan hati memaksa pikiranku
tuk menghapus kelam masa lalu,
berharap mampu meringankan beban yg membelenggu.
dan ketika kuputar otak tuk mencari cara termudah menghapusnya
tiba-tiba entah suara siapa dan darimana asalnya
membisikan sesuatu ditelinga
"mengapa tak kau hiasi saja kelam masa lalumu
sebagai pelajaran bagimu,
dan jadikanlah ibroh untukmu
terlebih lagi jika dapat kau mampu
manfaatkannya kepada selain dirimu"

Cipratan Surga Dunia

Adalah sebuah senyum hangat menerpa jiwa
menggetarkan dada, mencairkan kebekuan asa
melemaskan tulang terbalut ari
menyingkapkan tabir kelam dalam imaji

Entah kepada siapa senyum itu tertuju
namun setiap ku melihat, berdiri ku terpaku
ikut menikmati rahmat Tuhanku,
bias keindahan surga yang tergambar dalam senyummu
atau mungkin lezatnya dosa kecil yang meracuni indahnya penglihatanku

Oh, adakah kegelisahan dalam hatimu
pada pencuri nikmat Tuhan lewat senyummu?
jika kebenaran adalah prasangka
maka, akan kucuri dan nikmati dosa kecil itu dalam sembunyiku
agar risaumu tak memudarkan gambaran surga dunia

Maaf,
tlah lancang kumencuri pandang
menikmati rahmat Tuhan yang selalu terhidang
salahku kah memuji nikmat Tuhan melalui ciptaanNya yang begitu terang
atau kebenaran Tuhan menciptakan dan menguji makhlukNya dengan suatu kenikmatan.


Surakarta, 16 maret 2010

Sabtu, 05 Juni 2010

Akal

Akal
Akal merupakan wujud pembeda antara manusia dengan binatang.
Meski kini banyak manusia yang justru bertindak seperti binatang.
Akal diberikan kepada manusia agar mampu membedakan antara yang salah dan benar,
bukan untuk saling menyalahkan dan bukan untuk beranggapan paling benar.

Akal terlalu pintar untuk menipu,
namun hati memiliki rasa dan tak bisa ditipu.
Akal diberikan kepada manusia agar mampu berfikir,
kebebasan berfikir adalah hak terikat kodrati dan bukan pola fikir yang diikat pemahaman-pemahaman fundamentalis.

Akal diberikan kepada manusia agar mampu memanfaatkan ciptaan Tuhan,
bukan untuk merusak yang telah Tuhan ciptakan.
Akal diberikan kepada manusia agar mensyukuri nikmat Tuhan,
bukan sebaliknya mengkufuri nikmat Tuhan.
Akal diberikan kepada manusia sebagai alat berfikir mencari cara untuk bersatu,
dan bukanlah alat untuk berdebat yang menyebabkan saling berseteru.
Akal merupakan simbol kesempurnaan manusia,
bukan simbol yang menjadikan kesombongan manusia.
Akal yang berilmu termasuk sifat ketuhanan paling istimewa.
Ia adalah puncak kesempurnaan.

Gelap


gelap

Malam pun semakin pekat
menyibakkan tabir gelap
menyelimutkan dingin pada tipis kulit
yang terkelupas akan hangat
melilit galau hati
hingga tak mampu terbedakan resah dan dengki
usia tua rembulanmu masih tersangkut rerumbun alang-alang
dan tak jua mampu menampakkan
kecil bintangmu pun tersingkir kokohnya pekat hitam gemuruh mendung,

harus kemana lagi ku meniti langkah mencari setitik api
menghadirkan cahaya,kehangatan dan penenang hati
meski cuma mimpi

Senyum Shubuh


Senyum subuh

Senyum subuh mendamaikan jiwa

pekat dingin embun pagi
menyejukkan hati
dan sbentar lagi
sinar mentari kan merobek kelam tabir indahnya mimpi
nyanyian kicau burung bersahutan,
menyambut hari dg keceriaan
bersenandungkan irama kasmaran
selamat pagi,
kurasa hari tlah brganti
menggantikan malam yg sunyi
semoga ridho ilahi kan kau raih di hari ini


blora, 27 febuari 2010

Bidadari Sayap Hitam



Bidadari bersayap hitam
melambaikan tangan pada sang Tuan
mencari rejeki di tengah malam
berharap keluarga esok masih bisa makan

bidadari bersorot mata tajam
tak pedulikan kejamnya zaman
mengais rejeki digelap malam
agar mampu bayar kontrakan

bidadari penghias malam
hadirmu slalu dinanti-nantikan
oleh mereka penikmat nafsu hayawan
kau pun bersyukur ada pendapatan tambahan

bidadari malam berwajah muram
kala jasamu tak dapat bayaran
bahkan kau pun sempat diancam
oleh pelanggan, si Tuan pembuat aturan

berjuta sayang kau hanya bidadari malam
yang slalu tertindas disiplin aturan
bahkan dicerca mereka yang tak mau paham
hingga diusir sampai kau terasingkan.

oh... bidadari malam
pastilah di hatimu terdapat cahaya terang
meski arahmu terlampau tak karuan curam
karna cahayamu hampir redup oleh rasa ingin slalu senang

bidadari pelita kegelapan malam
kau belum mampu sinari jalanmu yang kelam mencekam
sadarlah! bahwa kau mampu terangi malam
dengan membuka tabir penutup hatimu yang pekat hitam.
Karanganyar, November 2009

Jumat, 04 Juni 2010

Ketika Aku Bicara


Ketika aku bicara,

tak perlu kau perhatikan,
tak perlu kau dengarkan,
abaikan dan acuhkan saja!
Karna setiap kata yang terucap dari mulutku
adalah perkataan yang tiada guna,
ucapan yang tak ada makna.

Dan ketika kau temukan sepenggal kata
atau kalimat yang menyatakan suatu kebenaran
dari yang kau acuhkan tadi,
ketahuilah itu bukanlah mulutku yang berucap,
bukan pula dari diriku yang menyatakan,
melainkan kalimat itu adalah kalam Tuhan yang kujiplak,
sabda Nabi yang kutiru,
dan petuah Ulama yang kucuri.

Tidak ada niatan memperindah kata-kata,
tidak ada maksud mencuri perhatian agar kau dengar dan perhatikan.
Aku berucap karna ingin berucap,
aku bertutur karna banyak yang ingin kututur.

Bukan karna paksaan, bukan karna dipinta,
bukan pula karna ingin memberi tahu.

Namun dari apa yang selalu kuucap,
terdapat alasan, dasar, dan tendensi mengapa kuberucap,
Prinsip, pemikiran, realita, dan perenungan.

Meski dengan alasan tak ada alasan
untuk menjelaskan sebuah alasan.

Karanganyar, 29 maret 2010

Waktu


Waktu,

akan kau bawa kemana sebenarnya diriku
kenapa aku harus mengikutimu,
yang arahmu tak pernah menentu
kau terus paksa diriku,
namun tak pernah sekalipun kau turuti kemauanku
kau terus saja mempermainkan hidupku
namun sekali ku mempermainkanmu
kerugianlah yang selalu kutemu
waktu,
apa sebenarnya maumu


karanganyar, januari 2010

Aku Belum Mampu Bersyukur


Aku belum mampu bersyukur

Mencoba berlari dari kebodohan yang angkuh
Anak-anak manusia dari keganasan dunia
Terkapar jiwaku di luas gersang tanah tak bertuan
Setengah tak sadarkan menanti hitam awan bergemuguh

Maka nikmat Tuhan apa lagi yang akan kudustakan
Ketika datang masa kedamaian
Yang memoles kerapuhan
Menutup celah-celah keretakan

Kau pun mengajari tuk bersyukur
Dengan janji hidup kan lebih makmur
Tapi bagaimana aku mampu bersyukur
Sedangkan hati ini masih terselip racun takabur

Aku belum mampu setulusnya bersyukur
Meski lidahku selalu menutur
Hanya karna takut di anggap kufur
Tanpa mempedulikan arti yang kututur.


Karanganyar, febuari 2010

Khusus

Khusus

Asyhadu an lâ ilâha illallâh
wa asyhadu anna muhammadan rosûlullôh
ku-khususkan sifat-Mu dalam tahlilku
ku-khususkan kekasih-Mu dalam shalawatku
meski tak terdapat kekhususan dalam diriku
khususkan aku dalam khusus ridha-Mu

Dalam Kantukku


Dalam kantukku

Dalam lelah ucap dzikirku
semilir buai kantuk perlahan membelai lembut
tiba-tiba entah apa dan siapa mencengkeram ubun
menekan kuat hingga rata kepala dengan tanah membenam lutut
menghentak tak sadarkan diri

seperti tak kuat menahan dahsyat serang kantuk bertubi
semakin mencoba melawan,
semakin kuat pula tekanan
hingga kunikmati saja pelan
bibirku masih bergumam perlahan
melanjutkan sesuatu yang belum terampungkan,

Dalam setengah sadar kantuk yang mengekang
datang laki-laki yang mataku tak kuasa tuk memandang
silau wajahnya,
cerah cahaya di atas cahaya
merekah kemerahan bak purnama muncul dalam gapaian
tak perlu pikir panjang,
kusahut lembut tangannya yang tergenggam
kusalam kecupi tangan seperti seorang gandrung dengan pujaan
dia pun membalas salam
detak jantung degup tak beraturan
antara takut dan rasa senang yang tak mampu terucapkan
dalam getar mulutku berujar
berjumpa seorang yang tak asing dalam gambaran keseharian
namun entah mengapa ia menolehkan pandang

sembari berucap "Belum cukup apa yang kau banggakan
selama ini untuk menganggapku sebagai kekasih."
terkaget hati, terbingung otak
mendengar suara yang begitu terasa nyata di telinga.
Terantuk kepala menatap lantai,
terbuka mata dalam sadar, tergagap ucap dalam kata
Allahumma shalli 'ala sayidina Muhammad.

Pojok Senja


Pojok senja

Sore mulai sendu.
Gerimis memalu nada kelabu.
Angin menyerang diam berarak.
Dingin menyergap.

Entah kapan di suatu masa dalam diri ini,
ada satu hari begitu biru.
Berpasang dipangku api biru.
Melayang dan menyelam,
timbul tenggelam di laut kecintaan.

Dilumat syahdu menggelinjang hingga ubun-ubun.
Di pojok senja itu.
terukir tajam matamu.